Kamis, 17 Februari 2011

Tugas Pengantar Manajemen

Nama : Raysinta Julianti
NPM : 15210693
Kelas: 1EA17

                                             WARUNG VS MINIMARKET

     Setiap tahun persaingan antar usaha semakin marak di sekitar kita. Mulai dari persaingan usaha rumahan maupun besar-besaran. Itu di karenakan banyak permintaan konsumen yang berbeda-beda, karena banyaknya iklan-iklan baru yang bermunculan di televisi. Tentu saja itu membuat usaha kecil-kecilan menjadi kewalahan. Sehingga banyak para wiraswastawan berpikir untuk membuat lahan usaha-usaha baru agar permintaan konsumen banyak yang terpenuhi.
     Contoh saja warung sembako dan para pedagang sayur keliling di sekitar tempat tinggal kita. Mereka banyak menjual barang atau makanan yang kita perlukan untuk kehidupan kita sehari-hari. Mungkin bukan untuk jangka waktu yang lama. Sehingga membuat kita harus selalu berbelanja kebutuhan kita setiap hari. Terkadang jika kebutuhan yang kita perlukan tidak tersedia di warung sembako di sekitar tempat tinggal kita, kita harus berpanas-panasan menuju pasar tradisional. Banyak juga para ibu rumah tangga yang enggan datang ke pasar tradisional. Mungkin karena keadaan pasar tradisonal yang sangat tergantung pada cuaca. Saat musim panas pasar tradisional menjadi sangat panas, pengap dan beraroma keringat yang sangat tidak sedap, tapi saat musim hujan pasar tradional berubah menjadi becek, lembab, licin dan bau amis dari hewan yang di jual di pasar tradisional. Keadaan tersebut membuat sangat tidak nyaman bagi ibu rumah tangga kalangan atas dan menengah, tidak seperti ibu rumah tangga kalangan bawah yang tidak memperdulikan keadaan pasar tradisioanal.
     Hal ini adalah peluang besar bagi para wiraswastawan untuk membuka lahan bisnis mereka di daerah perumahan. Para wiraswastawan kebanyakan membeli lahan di daerah perumahan untuk di jadikan minimarket seperti A*f*mart dan I*d*mart yang sudah banyak kita jumpai di sepanjang jalan perumahan kita, ada juga supermarket seperti G*a*t dan S*p*rindo yang terdapat di ujung perumahan atau di jalan raya besar. Memang tidak banyak, tetapi itu dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan kita dalam jangka waktu yang relatif lama.
     Banyaknya minimarket yang terdapat di perumahan kita membuat para usaha rumahan atau warung sembako menjadi rugi, karena para konsumen banyak yang beralih membeli kebutuhan ke minimarket atau supermarket terdekat. Konsumen hanya berpikir kalau kebutuhan mereka banyak yang terpenuhi di minimarket atau supermarket. Seharusnya konsumen bisa menyadari akan keinginannya yang selalu mengandalakan kebutuhannya pada minimarket dan supermarket membuat para usaha-usaha kecil seperti warung sembako atau pedagang keliling menjadi rugi. Jika wiraswastawan terus membangun usaha minimarket atau supermarket di perumahan, ini dapat membuat usaha-usaha perumahan kecil menjadi rugi, bangkrut dan bahkan di tutup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar